Selamat Datang di Blog Wanita Sosial(ita), Semoga Bermanfaat

Senin, 06 Oktober 2014

Taubat dan Pengendalian Diri - Tafsir



TAUBAT DAN PENGENDALIAN DIRI







       I.            PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan bekal untuk hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti bertobat (memohon ampun dan tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat) , raja’ (menunjukkan sikap menghara keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri dari hal hal yang kurang bermanfaat.Oleh karena itu dalam pembahasan makalah kali ini akan dibahas mengenai ayat Alqur’an tentang taubat beserta tafsir nya.

B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimana bunyi surah At-Tahrim ayat 8 beserta terjemahannya?
2.        Bagaimana Tafsir mufrodat Surat AtTtahrim ayat 8?
3.        Bagaimana Tafsir idhoh (penjelsan) surah At-Tahrim ayat 8?
4.        Hadist  tentang bertaubat?









    II.            PEMBAHASAN
A.       Surat Attahrim : 8
Ayat Alqur’an tentang perintah bertaubat
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ    
8. Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Ayat Alqur’an tentang pengendalian diri
At-Tahrim:6 (Surat ke 66)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
B.       Tafsir mufrodat Surat At-Tahrim ayat 8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا : Hai orang orang yang beriman
تُوبُوا إِلَى اللَّهِ  : Bertaubatlah kepada Allah    
تَوْبَةً نَصُوحًا  : Taubat Nasuha
عَسَى رَبُّكُمْ  : Mudah-mudahan Rabbmu
أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ : Menutupi kesalahan-kesalahanmu
وَيُدْخِلَكُمْ : Memasukkanmu ke dalam surge (jannah)
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ  : Yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
C.       Tafsir Idhoh (penjelas)
1.      Tafsir Al-Maraghi
Telah dikeluarkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas, ia berkata “Taubat nasuh adalah bilamana seorang hamba menyesali perbuatan yang telah di lakukannya sehingga ia memohon maaf kepada Allah kemudian tidak melakukannya lagi untuk selama-lamanya , sebagaimana susu yang telah menetes tidak akan kembali lagi pada sumbernya.
Kata ‘asa (mudah mudahan) dipergunakan untuk menunjukan harapan akan  terjadinya pemaafan saja meskipun Allah menjanjikan untuk menerima taubat ,Selain itu untuk menyadarkan bahwa yang demikian adalah karunia Allah. Menerima taubat tidak menjadi keharusan bagi Allah. Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah seharusnya berada diantara harap dan cemas serta bersungguh sungguh dalam menjalankan tugas ibadah[1]
2.      Tafsir Ibnu Kastsir
Ayat ini menjelaskan bahwasanya Allah menyeru kepada orang orang yang beriman supaya bener benar kembali  bertaubat kepada Allah dengan sejujurnya, seikhlasnya, yaitu dengan niat yang sungguh untuk tidak mengulangi amal perbuatan yang melanggar itu. Sebab dengan taubat yang nasuuh maka akan terhapuslah dosa dosanya dan Allah akan memasukkan nya kedalam jannahNya.[2]
3.      Tafsir Al Azhar
     “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)” Ayat pengendalian diri Attahrim: 6 menjelaskan bahwasannya orang yang telah beriman di suruh untuk memeliharakan diri dengan keluarga daripada terjerumus dalam azab api neraka yang amat pedih . Demikian pula pada ayat ini (At-Tahrim:8) Orang yang telah beriman disuruh supaya bertaubat denagn sebenar benarnya taubat. Bukan berarti yang disuruh bertaubat hanyalah orang orang yang berdosa saja akan tetapi orang yang tidak bersalah pun disuruh untuk tetap bertaubat [3]
     Dalam tafsirnya Al Qurtubi mengatakan bahwasannya bertaubat itu fadlu ‘ain atas tiap tiap orang mukmin dalam tiap tiap hal dan tiap tiap zaman. Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya yang terkenal “Riyadus Shalihin” menuliskan bahwasannya taubat itu wajib atas tiap tiap dosa. Alkalbi mengartikan Taubat nasuha adalah menyesal dalam hati,meminta ampun dengan lidah, berhenti disaat itu juga dari dosa tersebut meneguhkan niat untuk tidak mengulanginya. Aljunaidi Albaghdadi berpendapat lain. Beliau mengatakan bahwa seseorang yang telah taubat nasuha dia tidak akan ingat lagi pada kesalahannya serta dosa dosa yang telah lalu. Sebab kasih sayang dan cinta telah tertumpah kepada satu jurusan saja yaitu Tuhannya. Jika seseorang telah tertumpah kasih kepada Tuhannya maka dia akan selalu mengingat sehingga lupa akan dosa yang lalu.[4]
D.       Hadits-Hadits Tentang Taubat Dan Pengendalian Diri
1. Rasulullah bersabda:
 
يَاأَيُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِيْ اليَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ رواه مسلم.
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim).
     Demikianlah keadaan Rasulullah , padahal beliau telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.
2.     Rasulullah bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ رواه مسلم.
“Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat niscaya Allah menerima taubatnya.” (HR. Muslim).
                     Sebab jika matahari telah terbit dari barat maka pintu taubat serta merta ditutup.
Demikian pula tidak ada gunanya taubat seseorang ketika hendak meninggal dunia,Karena Allah mengampuni setiap dosa hambanya yang memohon ampunanNya.[5] Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Ann-Nisa’:18 yang artinya:
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “sesungguhnya aku bertaubat sekarang.” (An-Nisaa’: 18).
Imam an-Nawawi mengatakan :Menurut para Ulama’,Setiap dosa wajib di tobati. Jika dosa atau maksiat hanya melibatkan seseorang dengan Allah (haqqullah maka ada tiga syarat :menghentikan maksiat ,menyesali akan perbuatan yang telah terlanjur dilakukan ,bertekad bulat untuk tidak mengulangi lagi. Apabila dosa itu melibatkan orang lain maka ketiga syarat itu di tambah dengan syarat ke empat yaitu membebaskan diri dari tanggungan terhadap orang tersebut. Jika berkaitan dengan harta maka harus mengembalikan nya [6]










 III.            PENUTUP
A.       Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya.Hukum bertobat adalah wajib bagi setiap Muslim atau Muslimat yang sudah mukalafaf (balig dan berakal). Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.“Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)
B.       Penutup
       Demikian makalah ini yang dapat kami paparkan mengenai Taubat dan Pengendalian diri. Pepatah Arab mengatakan ‍"الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif kepada pemakalah demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.







DAFTAR PUSTAKA

  Hamka. Tafsir Al-Azhar  Singapura : Pustaka Nasional 1999
  Bahreisi,Salim. Bahreisi,Said. Terjemah Singkat Ibnu Kastir Surabaya : PT Bina Ilmu 1992
  Mushthafa,Ahmad Al Maraghi. Tafsir Al-Maraghi Semarang : PT Toha Putra 1993
  Utsaimin.Al-Albani. Syarah Riyadus Sholihin  Jakarta :Sahara 2006
  Sunarto,Ahmad. Syamsudin.Noor. Himpunan hadist Qudsi Jakarta :Annur Pers 20011



[1] Ahmad Musthafa Al Maraghi, Tafsir Almaraghi (Semarang :PT Karya Toha Putra 1993),hlm264-265.
[2] Salim Bahreisy,Said bahreisyi erjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier (Surabaya : PT Bina Ilmu 1992)hlm 164.
[3] Nabi Muhammad SAW, bertaubat dalam sehari sebanyak 70-100 kali padahal nabi seorang yang maksum (terjaga) dari dosa dosa.
[4] Prof.Dr.Hamka Tafsir Al-Azhar (Singapura :Pustaka Nasional 1999),hlm 7513-7514.
[5] Ahmad Sunarto ,Stamsudin Noor Himpunan Hadist Qudsi  (Jakarta: An-Nur 2011),hlm 108.
[6] Syekh ibn Utsaimin & Syekh al-Albani, Syarah Riyadhus Shalihin (Jakarta Sahara Pustaka 2006),hlm 35-36.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar