Selamat Datang di Blog Wanita Sosial(ita), Semoga Bermanfaat

Kamis, 09 Oktober 2014

Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah

JENIS-JENIS PENELITIAN ILMIAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Hasil suatu penelitian mungkin berupa penegasan kembali atau pembuktian dari suatu pernyataan atau teori yang sudah ada, sehingga berguna untuk memperkuat pernyataan atau teori tadi. Mungkin berupa generalisasi empirik (berdasarkan hasil observasi atau ekperimen dan bukan dari teori) yang berguna dalam pembetukan teori-teori baru .dengan demikian nampak bahwa proses tersebut terus berlangsung tiada hentinya. Ini sesuai dengan sifat dari ilmu pengetahuan (science) itu sendiri, yakni bahwa pengetahuan itu dan teori-teori ilmiah selalu dapat diperiksa dan diteleah atau dikontrol dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya sehingga ilmu pengetahuan dan teori-teori ilmiah itu terus berkembang.
Penelitian yang dikembangkan diatas, berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar (basic research) ini memiliki ciri khusus, yaitu minat akan ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan itu sendiri dan bukannya untuk kepentingan praktik.penelitian yang hasil untuk kepentingan praktik dinamakan penelitian terapan (policy or applied research).
Dalam praktik sehari-hari, perbedaan kedua penelitian itu sering kali kabur. Penelitian terapan sering kali mengantar kita ke pengetahuan dasar, dan penelitian dasar pada gilirannya sering kali mengantar kita ke penerapan praktis.

B.        Rumusan Masalah
1.    Apa sajakah jenis-jenis penelitian ?
2.    Aja saja faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode penelitian ?
3.    Apa perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Jenis-jenis penelitian
1.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.[1]
2.      Penelitian sejarah
Menurut yatim riyanto (1996:22), penelitian merupakan expost facto research yang dinaungi oleh penelitian kualitatif. Dalam penelitian sejarah tidak terdapat manipulasi atau control terhadap variabel, sebagaimana dalam penelitian eksperimen. Penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merekonstruksikan apa yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan atau peristiwa yang terjadi bebeerapa waktu yang lalu (Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990:411 dalam Yatim Riyanto, 1996:22).
3.      Penelitian Korelasional
Menurut yatim riyanto (1996:27), adalah penelitian yang akan melihat hubungan antar variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel prediktor, sedangkan variabel yang diprediksikan desebut variabel kriterium atau variabel kriteria.
4.      Penelitian kausal komparatif
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui faktor yang dikumpulkan.
5.      Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam melakukan eksperimen penelitian memanipulasikan suatu stimulan, treatmen, atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut.[2]
6.      Penelitian Tindakan
Menurut Kemmis (1983) dalam Yatim Riyanto (1996:47) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan upaya menguji cobakan ide-ide kedalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.
7.      Penelitian Grounded
Penelitian grounded yang ditokohi Glaser dan Strauss pada tahun 1967 di Amerika Serikat dan berikutnya diperkenalkan di Indonesia oleh Schiegel, merupakan jenis penelitian yang tidak bertolak dari teori, tetapi berangkat dari data-data faktual lapangan. Data-data tersebut diproses menjadi teori berdasarkan metode berpikir deduktif.



B.        Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Penelitian
1.      Adanya keinginan untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut.
2.      Adanya keinginan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
3.      Adanya keinginan untuk mempertanggungjawabkan penelitian tersebut agar mempunyai prosedur.

C.       Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logico-hipotetico-verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan suatu hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian, penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris. Penelitian kuantitatif merasa “mengetahui apa yang tidak diketahui” sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif perhatiannya lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak tahu apa yang tidak diketahui”, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotetis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesisi nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antarvariabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan peenelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian sampel kecil.[3]
Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel lebih kecil, dan pengambilannya cenderung memilih yang purposive daripada acak. Penelitian kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada produk, dan biasanya membatasi pada suatu kasus.[4]












BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Jenis-jenis penelitian yaitu : Penelitian Deskriptif, Penelitian sejarah, Penelitian Korelasional, Penelitian kausal komparatif, Penelitian Eksperimen, Penelitian Tindakan, Penelitian Grounded.
Faktor- faktor yang mempengaruhi penggunaan metode penelitian : Adanya keinginan untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut, Adanya keinginan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan, Adanya keinginan untuk mempertanggungjawabkan penelitian tersebut agar mempunyai prosedur.
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif : Pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logico-hipotetico-verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan suatu hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian, penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris. Penelitian kuantitatif merasa “mengetahui apa yang tidak diketahui” sehingga desain yang dikembangkan selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif perhatiannya lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif berdasarkan konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak tahu apa yang tidak diketahui”, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya.
B.     PENUTUP
Demikian makalah yang penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin..
























DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad, Strategi penelitian pendidikan,  Angkasa, Bandung:1993.
Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:1997.
Muhadjirin, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin P.O BOX 83, Yogyakarta:1992
Zuriah, Nurul,  Sosial dan pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta:2009





[1]Sosial dan pendidikan, Dra. Nurul zuriah, (PT bumi aksara, Jakarta:2009) hlm. 47-74
[2]Strategi penelitian pendidikan, H. Mohammad ali (angkasa, bandung 1993) hlm. 89-91
[3]Metodologi Penelitian, Saifuddin Azwar, (Yogyakarta:1997), hlm 5-6
[4]Metodologi Penelitian Kualitatif, Prof. DR Noeng Muhadjir, (Rake Sarasin P.O BOX 83, Yogyakarta:1992, hlm.48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar