MAKALAH
PERENCANAAN MANAJEMEN
DAKWAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap usaha apapun tujuannya, hanya dapat berjalan
secara efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan
direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Demikian pula usaha dakwah Islam
yang mencakup segi-segi yang sangat luas itupun hanya dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien, bilamana sebelumnya sudah dilakukan tindakan-tindakan
persiapan dan perencanaan secara matang pula.
Penyelenggaraan
dakwah dikatakan berjalan secara efektif dan efisien bilamana apa yang menjadi
tujuan benar-benar dapat dicapai dan dalam pencapaiannya dikeluarkan
pengurbanan-pengurbanan yang wajar. Penyelenggaraan dakwah yang tidak efektif
apalagi tidak efisien merupakan suatu kerugian yang sangat besar, berupa
pemborosan pikiran, tenaga, waktu, biaya dan sebagainya.Kerugian semacam itu
dapat diperkecil bilamana penyelenggaraan dakwah didahului dengan perencanaan
dakwah yang matang.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
definisi dan pentingnya perencanaan dakwah?
2.
Bagaimana
langkah-langkah perencanaan dakwah?
3.
Bagaimana
implementasi perencanaan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?
4.
Bagaimana
manfaat dari perencanaan dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
dan Pentingnya Perencanaan Dakwah
Perencanaan
Dakwah terdiri dari dua kata, yaitu Perencanaan dan dakwah yang berbeda artinya.Perencanaan
merupakan tugas utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan dakwah.Adapun
beberapa pengertian Perencanaan menurut para ahli, diantaranya :
1.
Menurut Robin, Planning is the proses of determining
objectif and assesing the way these objective can best be achived. Artinya,
perencanaan adalah proses menentukan tujuan dan menetapkan cara-cara yang terbaik
dalam meencapai tujuan.
2.
Menurut G.R Terry, Perencanaan adalah memilih dan
menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
yang akan datang dengan jalan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1]
3.
Menurut Komaruddin, perencanaan adalah suatu proses yang
menetapkan lebih dahulu kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode
pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan selama periode waktu tertentu.
4.
Menurut Sondang, perencanaan adalah usaha sadar dan
pengabilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal
yang akan dilakukan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
perencanaan, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses
pemikiran terhadap penentuan pekerjaan yang akan dikerjakan untuk waktu
kedepannya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan dakwah oleh Departemen Agama yaitu mengajak,
menyeru dan mendorong umat manusia agar masuk kedalam jalan Allah secara
menyeluruh, baik denga lisan maupun tulisan serta segala perbuatan sebagai ikhtiar
muslim dalam mewujudkan ajaran islam menjadi kenyataan dalam semua segi
kehidupan secara berjama’ah untuk terwujudnya khoirul ummah.[2]Jadi
jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat
diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses menetapkan tujuan dan
menentukan strategi atau teknik untuk mencapainya.
Pentingnya perencanaan dalam manajemen dakwah yaitu bisa
dilihat dalam beberapa hal. Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat
berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi.hal ini dapatlah dapat
dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus mendapat prioritas dan didahulukan
dan mana kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan. Perencanaan dakwah juga
diperlukan untuk menentukan mana dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat,
sesuai situasi dan kondisi.
Selanjutnya dengan adanya perencanaan,maka dapatlah
dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana dakwah yang diperlukan,
alat-alat perlengkapan dan fasilitas lainnya. Kepentingan lainnya dariadanya
perencanaanbagi proses dakwah adalah untuk memudahkan pimpinan dakwah dalam
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya penyelenggaraan dakwah,
baik yang sedang dalam proses,maupun yang sudah selesai. Proses penyelenggaraan
dakwah yang didasarkan pada suatu rencana yang telah dipersiapkan secara
matang, akan lebih baik hasilnya bilamana dibandingkan dengan penyelenggaraan
dakwah yang dilakukan secara sambil lalu dan sembrono serta dengan sistem
coba-coba.
B. Langkah-Langkah Perencanaan Dakwah
Beberapa hal yang harus dipikirkan dan diputuskan oleh
pimpinan dakwah dalam rangka perencanaan dakwah itu mencakup segi-segi yang
sangat luas. Maka pembahasan terhadap proses perencanaan dakwah akan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting)
Perencanaan dakwah sangat
berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belum dikenal dan penuh
dengan ketidakpastian. Maka untuk itu diadakan forecasting yaitu tindakan memperkirakan dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan kejadian yang bakal timbul dan dihadapi
di masa depan berdasarkan hasil analisa terhadap data dan keterangan-keterangan
yang konkrit.
Dengan diketahuinya gambaran
mengenai keadaan masa depan, baik gambaran tentang kondisi maupun situasi
objektif yang melingkungi proses penyelenggaraan dakwah, maka pimpinan dakwah
dapat menetapkan sasaran-sasaran dan langkah-langkah dakwah yang rasionil dan
realistis.Segi-segi forecasting dakwah ini meliputi dua hal yaitu
kondisi intern (bagaimana keadaan organisasi, tenaga pelaksana,
persediaan fasilitas, dan sarana-sarana lainnya yang diperlukan) dan kondisi ekstern
(bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya).
2.
Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian
tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sasaran dakwah merupakan bagian dari
tujuan dakwah.Ia merupakan titik-titik tertentu dari hasil yang harus dicapai
baik hasil keseluruhan ataupun hasil dari tiap-tiap bidang, dalam setiap
tahapan dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yangtelah ditetapkan sebelumnya.
Rencana dakwah dapat diformulir dengan baik bilamana terlebih dahulu diketahui
dengan baik apa yang menjadi sasaran dari penyelenggaraan dakwah itu.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu tujuan dakwah, masalah-masalah yang
dihadapi masyarakat, hasil penyelenggaraan dakwah di masa lampau, dan hasil forecasting.
3.
Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas
pelaksanaannya.
Tindakan dakwah adalah penjabaran
dari sasaran dakwah yang telah ditentukan dalam aktivitas nyata. Maka pimpinan
dakwah harus menetapkan alternatif-alternatif
tindakan sebanyak-banyaknya. Kemudian di pilih dan diurutkan menurut
tingkat kepentingannya. Dalam menetapkan tindakan-tindakan dakwah maka harus
diperhatikan beberapa hal : meninjau kembali sasaran dakwah serta menentukan
luasnya scope aktivita dakwah, menentukan tindakan-tindakan penting, menentukan
prioritas atau urutan pelaksanaannya, menentukan kegiatan-kegiatan terperinci.
4.
Penetapan methode
Metode dakwah menyangkut masalah
bagaimana caranya dakwah itu harus dilaksanakan.Tindakan atau kegiatan dakwah
yang telah dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan
cara-cara yang tepat. Untuk dapat menentukan metode dakwah yang tepat memang
diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang objek dakwah yang dihadapi, baik
mengenai alam pikirannya, kepercayaan yang dianutnya, latar belakang
pendidikan, dan kehidupan sosial ekonomidan sebagainya.
5.
Penetapan dan penjadwalan waktu (scheduling)
Penentuan waktu ini menyangkut
urusan pelaksanaan dari masing-masing tindakan atau kegiatan dakwah yang telah
ditentukan serta waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan masing-masing
tindakan itu. Penjadwalan waktu memudahkan pimpinan dakwah dalam mengorganisir
dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan itu serta dalam mengadakan pegendalian dan
penilaian terhadap jalannya proses dakwah, disamping itu pula untuk tidak
adanya pemborosan biaya, tenaga, waktu dan sebagainya. Harus diperhatikan pula
batas waktu yang telah diberikan oleh pemimpin dakwah, lebih-lebih jikalau itu
adalah acara satu kesatuan .tentulah gangguan yang dialami oleh suatu kegiatan
akan mempengaruhi kegiatan lain.
6.
Penempatan lokasi (tempat)
Harus dipilih tempat yang
menguntugkan. Ketepatan dalam penentuan dan pemilihan lokasi mempunyai pengaruh
bagi kelancaran jalannya proses dakwah.
7.
Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang
diperlukan (budgetting)
Suatu usaha akan berjalan lancar
bilamana didukung oleh tenaga yang cakap juga tersedia cukup biaya, fasilitas,
dan alat-alat yang diperlukan. Mengingat pentingnya peranan biaya dan fasilitas
itu bagi proses dakwah, maka dalam penentuan sasaran dan tindakan dakwah,
masalah biaya dan fasilitas harus dipertimbangkan.
Kondisi biaya dan fasilitas merupakan faktor pembatas bagi luas sempitnya usaha
dakwah yang diselenggarakan.[3]
C. Implementasi Perencanaan Dakwah yang Dilakukan oleh Rasulullah SAW
Perencanaan
dakwah dilakukan Rasulullah SAW secara matang dan berdasarkan dengan Alqur’an.
1.
Persiapan bahan-bahan pembentukan pribadi muslim. Yaitu
19/30 Alqur’an. Isi kandungan surat-surat tersebut yaitu dasar-dasar agama, seruan
kepada dasar-dasar tersebut, tuntunan kepada budi pekerti yang terpuji dan
baik, dan ibadat yang belum disyari’atkan belum diterangkan secara terperinci.
2.
Merumuskan siasat pembentukan pribadi muslim yaitu:
a. Tanpa paksaan
Firman
Allah pada surat Al Baqarah ayat 256, karena hidayah ada di tangan Tuhan.
Muballigh atau Da’i hanya berkewajiban menyampaikan perintah Tuhan semata. Hal
ini juga didukung oleh surat Yunus ayat 99.
b. Tanpa menakut-nakuti
c. Dakwah dilakukan dengan menyesuaikan
mad’u (objek dakwah).[4]
Nabi dalam
menyiarkan agama Islam juga melalui tahapan yang matang atas hasil pemikiran dan perhitungan.Pada
mulanya dakwah nabi dilakukan secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi.Dakwah
nabi pertama kali ditujukan kepada orang-orang yang serumah dengan beliau.Kedua
kali ditujukan kepada orang yang bersahabat baik dan berkenaan rapat dengan
beliau, ketiga kali ditujukan kepada orang-orang yang berhubungan agak dekat
dengan beliau.Tetapi setelah mendapatkan pengikut yang taat dan disiplin
barulah melaksanakan dakwah secara terang-terangan kepada kaum Quraisy dan
masyarakat Makkah pada umumnya.
Begitu
pula dalam pembinaan masyarakat Islam, dilakukan perncanaan dan pemikiran yang
matang, awalnya membangun masjid sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan
dan pertemuan, kemudian disusul dengan tindakan mempersaudarakan diantara
sesama kaum muslimin, sehingga terpadulah hati mereka dalam kesatuan keluarga
Islamyang kompak, dan seterusnya diikuti dengan perjanjian diantara seluruh
warga Madinah, baik yang sudah maupun yang beluk memeluk Islam, maka
tersusunlah suatu masyarakat Islam yang kokoh dan kuat, yang dalam perjalanan
dakwah Islam selanjutnya menjadi tulang punggung yang sangat setia.[5]
D. Manfaat Perencanaan Dakwah
Proses perencanaan dakwah merupakan
tindakan sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih
baik untuk mencapai tujuan dakwah. Adapun manfaat dari perencanaan dakwah
antara lain :
a.
Dapat
memberikan batasan tujuan dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’I secara
tepat dan maksimal.
b.
Menghindari
penggunaan secara sporadic sumber daya manusia dan benturan aktivitas dakwah
yang tumpang tindih.
c.
Dapat
melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan
sebuah prsiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap problem dakwah.
d.
Dapat
melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara
baik.
e.
Dapat
melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif.[6]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan
secara lebih terarah dan teratur rapi.hal ini dapatlah dapat dipertimbangkan
kegiatan-kegiatan apa yang harus mendapat prioritas dan didahulukan dan mana
kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan. Perencanaan dakwah juga diperlukan
untuk menentukan mana dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai situasi
dan kondisi.
Sedangkan langkah-Langkah Perencanaan Dakwah yaitu perkiraan
dan perhitungan masa depan (forecasting), Penentuan dan perumusan sasaran
dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya, Penetapan
tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya, Penetapan method, dan
yang terahir Penetapan dan penjadwalan waktu (scheduling), Penempatan
lokasi (tempat), Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang
diperlukan (budgetting).
Semua usaha akan berjalan lancar bilamana didukung oleh
tenaga yang cakap juga tersedia cukup biaya, fasilitas, dan alat-alat yang
diperlukan. Mengingat pentingnya peranan biaya dan fasilitas itu bagi proses
dakwah, maka dalam penentuan sasaran dan tindakan dakwah, masalah biaya dan
fasilitas harus dipertimbangkan. Kondisi biaya dan fasilitas merupakan faktor
pembatas bagi luas sempitnya usaha dakwah yang diselenggarakan.
B. Penutup
Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya.Kritik
dan saran yang membangun kami harapkan demi karya tulis yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amali.Planning
dan Organisasi Dakwah Rasulullah.Bandung : Al Ma’arif. 1986.
Hasibuan,
Malay. Manajemen Sumber daya Manusia,
Jakarta : Bumi Aksar. 2009.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah.Jakarta : Raja
Grafindo Persada. 2012.
Sholeh,
Rosyad. Management Dakwah Islam.Jakarta : Bulan Bintang. 1977.
Putra, Redi. Manajemen Dakwah Perencanaan Dakwah. http://an-des-gu.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 07/10/2014 pada pukul 14.05
[1]
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya Manusia, (Jakarta : Bumi
Aksara), 2009, hal.249
[2]
Redi Putra, Manajemen Dakwah Perencanaan Dakwah,http://an-des-gu.blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 07/10/2014 pada pukul 14.05
[3]
Rosyad Sholeh, management Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang), 1977,
hal.64
[4]
Amali, Planning dan Organisasi Dakwah Rasulullah, (Bandung : Al
Ma’arif), 1986, hal. 51
[5]
Rosyad Sholeh, management Dakwah Islam, hal.62
[6]
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada), 2012, hal. 291
Tidak ada komentar:
Posting Komentar