Selamat Datang di Blog Wanita Sosial(ita), Semoga Bermanfaat

Kamis, 09 Oktober 2014

Perencanaan Manajemen Dakwah

MAKALAH
PERENCANAAN MANAJEMEN DAKWAH




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap  usaha apapun tujuannya, hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Demikian pula usaha dakwah Islam yang mencakup segi-segi yang sangat luas itupun hanya dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, bilamana sebelumnya sudah dilakukan tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan secara matang pula.
Penyelenggaraan dakwah dikatakan berjalan secara efektif dan efisien bilamana apa yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai dan dalam pencapaiannya dikeluarkan pengurbanan-pengurbanan yang wajar. Penyelenggaraan dakwah yang tidak efektif apalagi tidak efisien merupakan suatu kerugian yang sangat besar, berupa pemborosan pikiran, tenaga, waktu, biaya dan sebagainya.Kerugian semacam itu dapat diperkecil bilamana penyelenggaraan dakwah didahului dengan perencanaan dakwah yang matang.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dan pentingnya perencanaan dakwah?
2.      Bagaimana langkah-langkah perencanaan dakwah?
3.      Bagaimana implementasi perencanaan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?
4.      Bagaimana manfaat dari perencanaan dakwah?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi dan Pentingnya Perencanaan Dakwah
Perencanaan Dakwah terdiri dari dua kata, yaitu Perencanaan dan dakwah yang berbeda artinya.Perencanaan merupakan tugas utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan dakwah.Adapun beberapa pengertian Perencanaan menurut para ahli, diantaranya :
1.      Menurut Robin, Planning is the proses of determining objectif and assesing the way these objective can best be achived. Artinya, perencanaan adalah proses menentukan tujuan dan menetapkan cara-cara yang terbaik dalam meencapai tujuan.
2.      Menurut G.R Terry, Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan mengambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1]
3.      Menurut Komaruddin, perencanaan adalah suatu proses yang menetapkan lebih dahulu kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan selama periode waktu tertentu.
4.      Menurut Sondang, perencanaan adalah usaha sadar dan pengabilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dilakukan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian perencanaan, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses pemikiran terhadap penentuan  pekerjaan yang akan dikerjakan untuk waktu kedepannya dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan dakwah oleh Departemen Agama yaitu mengajak, menyeru dan mendorong umat manusia agar masuk kedalam jalan Allah secara menyeluruh, baik denga lisan maupun tulisan serta segala perbuatan sebagai ikhtiar muslim dalam mewujudkan ajaran islam menjadi kenyataan dalam semua segi kehidupan secara berjama’ah untuk terwujudnya khoirul ummah.[2]Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses menetapkan tujuan dan menentukan strategi atau teknik untuk mencapainya.
Pentingnya perencanaan dalam manajemen dakwah yaitu bisa dilihat dalam beberapa hal. Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi.hal ini dapatlah dapat dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus mendapat prioritas dan didahulukan dan mana kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan. Perencanaan dakwah juga diperlukan untuk menentukan mana dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi.
Selanjutnya dengan adanya perencanaan,maka dapatlah dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana dakwah yang diperlukan, alat-alat perlengkapan dan fasilitas lainnya. Kepentingan lainnya dariadanya perencanaanbagi proses dakwah adalah untuk memudahkan pimpinan dakwah dalam melakukan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya penyelenggaraan dakwah, baik yang sedang dalam proses,maupun yang sudah selesai. Proses penyelenggaraan dakwah yang didasarkan pada suatu rencana yang telah dipersiapkan secara matang, akan lebih baik hasilnya bilamana dibandingkan dengan penyelenggaraan dakwah yang dilakukan secara sambil lalu dan sembrono serta dengan sistem coba-coba.

B.     Langkah-Langkah Perencanaan Dakwah
Beberapa hal yang harus dipikirkan dan diputuskan oleh pimpinan dakwah dalam rangka perencanaan dakwah itu mencakup segi-segi yang sangat luas. Maka pembahasan terhadap proses perencanaan dakwah akan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting)
Perencanaan dakwah sangat berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belum dikenal dan penuh dengan ketidakpastian. Maka untuk itu diadakan forecasting  yaitu tindakan memperkirakan dan memperhitungkan segala kemungkinan dan kejadian yang bakal timbul dan dihadapi di masa depan berdasarkan hasil analisa terhadap data dan keterangan-keterangan yang konkrit.
Dengan diketahuinya gambaran mengenai keadaan masa depan, baik gambaran tentang kondisi maupun situasi objektif yang melingkungi proses penyelenggaraan dakwah, maka pimpinan dakwah dapat menetapkan sasaran-sasaran dan langkah-langkah dakwah yang rasionil dan realistis.Segi-segi forecasting dakwah ini meliputi dua hal yaitu kondisi intern (bagaimana keadaan organisasi, tenaga pelaksana, persediaan fasilitas, dan sarana-sarana lainnya yang diperlukan) dan kondisi ekstern (bidang politik, sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya).
2.      Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sasaran dakwah merupakan bagian dari tujuan dakwah.Ia merupakan titik-titik tertentu dari hasil yang harus dicapai baik hasil keseluruhan ataupun hasil dari tiap-tiap bidang, dalam setiap tahapan dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yangtelah ditetapkan sebelumnya. Rencana dakwah dapat diformulir dengan baik bilamana terlebih dahulu diketahui dengan baik apa yang menjadi sasaran dari penyelenggaraan dakwah itu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu tujuan dakwah, masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, hasil penyelenggaraan dakwah di masa lampau, dan hasil forecasting.
3.      Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya.
Tindakan dakwah adalah penjabaran dari sasaran dakwah yang telah ditentukan dalam aktivitas nyata. Maka pimpinan dakwah harus menetapkan alternatif-alternatif  tindakan sebanyak-banyaknya. Kemudian di pilih dan diurutkan menurut tingkat kepentingannya. Dalam menetapkan tindakan-tindakan dakwah maka harus diperhatikan beberapa hal : meninjau kembali sasaran dakwah serta menentukan luasnya scope aktivita dakwah, menentukan tindakan-tindakan penting, menentukan prioritas atau urutan pelaksanaannya, menentukan kegiatan-kegiatan terperinci.
4.      Penetapan methode
Metode dakwah menyangkut masalah bagaimana caranya dakwah itu harus dilaksanakan.Tindakan atau kegiatan dakwah yang telah dirumuskan akan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan cara-cara yang tepat. Untuk dapat menentukan metode dakwah yang tepat memang diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang objek dakwah yang dihadapi, baik mengenai alam pikirannya, kepercayaan yang dianutnya, latar belakang pendidikan, dan kehidupan sosial ekonomidan sebagainya.
5.      Penetapan dan penjadwalan waktu (scheduling)
Penentuan waktu ini menyangkut urusan pelaksanaan dari masing-masing tindakan atau kegiatan dakwah yang telah ditentukan serta waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan masing-masing tindakan itu. Penjadwalan waktu memudahkan pimpinan dakwah dalam mengorganisir dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan itu serta dalam mengadakan pegendalian dan penilaian terhadap jalannya proses dakwah, disamping itu pula untuk tidak adanya pemborosan biaya, tenaga, waktu dan sebagainya. Harus diperhatikan pula batas waktu yang telah diberikan oleh pemimpin dakwah, lebih-lebih jikalau itu adalah acara satu kesatuan .tentulah gangguan yang dialami oleh suatu kegiatan akan mempengaruhi kegiatan lain.
6.      Penempatan lokasi (tempat)
Harus dipilih tempat yang menguntugkan. Ketepatan dalam penentuan dan pemilihan lokasi mempunyai pengaruh bagi kelancaran jalannya proses dakwah.
7.      Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang diperlukan (budgetting)
Suatu usaha akan berjalan lancar bilamana didukung oleh tenaga yang cakap juga tersedia cukup biaya, fasilitas, dan alat-alat yang diperlukan. Mengingat pentingnya peranan biaya dan fasilitas itu bagi proses dakwah, maka dalam penentuan sasaran dan tindakan dakwah, masalah biaya dan fasilitas harus dipertimbangkan. Kondisi biaya dan fasilitas merupakan faktor pembatas bagi luas sempitnya usaha dakwah yang diselenggarakan.[3]

C.     Implementasi Perencanaan Dakwah yang Dilakukan oleh Rasulullah SAW
Perencanaan dakwah dilakukan Rasulullah SAW secara matang dan berdasarkan dengan Alqur’an.
1.      Persiapan bahan-bahan pembentukan pribadi muslim. Yaitu 19/30 Alqur’an. Isi kandungan surat-surat tersebut yaitu dasar-dasar agama, seruan kepada dasar-dasar tersebut, tuntunan kepada budi pekerti yang terpuji dan baik, dan ibadat yang belum disyari’atkan belum diterangkan secara terperinci.
2.      Merumuskan siasat pembentukan pribadi muslim yaitu:
a.       Tanpa paksaan
Firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 256, karena hidayah ada di tangan Tuhan. Muballigh atau Da’i hanya berkewajiban menyampaikan perintah Tuhan semata. Hal ini juga didukung oleh surat Yunus ayat 99.
b.      Tanpa menakut-nakuti
c.       Dakwah dilakukan dengan menyesuaikan mad’u (objek dakwah).[4]
Nabi dalam menyiarkan agama Islam juga melalui tahapan yang matang  atas hasil pemikiran dan perhitungan.Pada mulanya dakwah nabi dilakukan secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi.Dakwah nabi pertama kali ditujukan kepada orang-orang yang serumah dengan beliau.Kedua kali ditujukan kepada orang yang bersahabat baik dan berkenaan rapat dengan beliau, ketiga kali ditujukan kepada orang-orang yang berhubungan agak dekat dengan beliau.Tetapi setelah mendapatkan pengikut yang taat dan disiplin barulah melaksanakan dakwah secara terang-terangan kepada kaum Quraisy dan masyarakat Makkah pada umumnya.
Begitu pula dalam pembinaan masyarakat Islam, dilakukan perncanaan dan pemikiran yang matang, awalnya membangun masjid sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan dan pertemuan, kemudian disusul dengan tindakan mempersaudarakan diantara sesama kaum muslimin, sehingga terpadulah hati mereka dalam kesatuan keluarga Islamyang kompak, dan seterusnya diikuti dengan perjanjian diantara seluruh warga Madinah, baik yang sudah maupun yang beluk memeluk Islam, maka tersusunlah suatu masyarakat Islam yang kokoh dan kuat, yang dalam perjalanan dakwah Islam selanjutnya menjadi tulang punggung yang sangat setia.[5]
D.      Manfaat Perencanaan Dakwah
Proses perencanaan dakwah merupakan tindakan sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik untuk mencapai tujuan dakwah. Adapun manfaat dari perencanaan dakwah antara lain :
a.         Dapat memberikan batasan tujuan dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’I secara tepat dan maksimal.
b.         Menghindari penggunaan secara sporadic sumber daya manusia dan benturan aktivitas dakwah yang tumpang tindih.
c.         Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah prsiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap problem dakwah.
d.        Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara baik.
e.         Dapat melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif.[6]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi.hal ini dapatlah dapat dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus mendapat prioritas dan didahulukan dan mana kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan. Perencanaan dakwah juga diperlukan untuk menentukan mana dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi.
Sedangkan langkah-Langkah Perencanaan Dakwah yaitu perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting), Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya, Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya, Penetapan method, dan yang terahir Penetapan dan penjadwalan waktu (scheduling), Penempatan lokasi (tempat), Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang diperlukan (budgetting).
Semua usaha akan berjalan lancar bilamana didukung oleh tenaga yang cakap juga tersedia cukup biaya, fasilitas, dan alat-alat yang diperlukan. Mengingat pentingnya peranan biaya dan fasilitas itu bagi proses dakwah, maka dalam penentuan sasaran dan tindakan dakwah, masalah biaya dan fasilitas harus dipertimbangkan. Kondisi biaya dan fasilitas merupakan faktor pembatas bagi luas sempitnya usaha dakwah yang diselenggarakan.

B.     Penutup
Demikian makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya.Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi karya tulis yang lebih baik lagi.










DAFTAR PUSTAKA

Amali.Planning dan Organisasi Dakwah Rasulullah.Bandung : Al Ma’arif. 1986.
Hasibuan, Malay.  Manajemen Sumber daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksar.  2009.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah.Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2012.
Sholeh, Rosyad. Management Dakwah Islam.Jakarta : Bulan Bintang. 1977.





[1] Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara),  2009, hal.249
[3] Rosyad Sholeh, management Dakwah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang), 1977, hal.64
[4] Amali, Planning dan Organisasi Dakwah Rasulullah, (Bandung : Al Ma’arif), 1986, hal. 51
[5] Rosyad Sholeh, management Dakwah Islam, hal.62
[6] Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), 2012, hal. 291

Tidak ada komentar:

Posting Komentar