Selamat Datang di Blog Wanita Sosial(ita), Semoga Bermanfaat

Senin, 08 Desember 2014

KLASIFIKASI DAN MACAM-MACAMNYA





BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani 'logos' yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah, 1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (valid, correct) dan yang tidak sahih (tidak valid, incorrect). Proses berpikir yang terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau dianggap benar itu biasanya disebut dengan penalaran (reasoning).
Dalam mempelajari ilmu logika, kita juga harus mempelajari tentang klasifikasi, proposisi dan oposisi. Hal tersebut sangat berkaitan erat dengan ilmu logika, karena ketiganya memerlukan pemikiran dalam melaksanakannya. klasifikasi (pembagian), tidak semua pembagian dapat dikatakan sebagai klasifikasi. Proposisi (keputusan). Oposisi (perlawanan). Ketiga hal tersebut menjadi sumber masalah utama yang akan dijelaskan secara terperinci, namun dalam makalah ini akan dibahas klasifikasi. Untuk hal lainnya akan dibahas pada makalah selanjutnya.

B.            Perumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi dan macam dari klasifikasi?
2.      Bagaimana pengertian dan penjelasan pembagian?
3.      Bagaimana pengertian dan penjelasan dari Penggolongan?



BAB II
PEMBAHASAN
A.           definisi dan macam dari klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya. Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Pengelompokan ini sudah dilakukan dari masa ke masa, manusia primitif mengelompokkan binatang menjadi binatang berbisa dan binatang yang tidak berbisa, membedakan antara tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Klasifikasi diartikan sebagai karya budi manusia, untuk dapat menganalisis, membagi-bagi menggolong-golongkan dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang menurut persamaan dan perbedaannya.[1]
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, dengan pembagian dan dengan penggolongan,
B.            pengertian dan penjelasan pembagian
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang dicakupnya. Pada definisi mempelajari pengertian kata sedangkan pembagian membicarakan denotasinya., pembagian lebih ke arah analisis denotasi. Pembagian merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera kepada spesianya.
Pembagian perlu diperhatikan agar diperoleh spesia yang benar, yaitu:
1.             Pembagian harus didasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Spesianya merupakan perubahan tertentu dari sifat persamaan itu.
Contoh: pembagian bidang datar berdasarkan pada perubahan tertentu dari generanya, yakni dalam jumlah sisi yang dibentuknya.
Maka akan didapatkan :  segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, dan segi lebih dari enam, (tiga sisi), (empat sisi), (lima sisi), (enam sisi).
Sedangkan pembagian bidang datar yang menghasilkan belah ketupat, bujur sangkar, jajar genjang maka tidak membagi berdasarkan sifat yang ada pada genera secara menyeluruh dari bidang datar, melainkan perubahan tertentu dari segi empat.
Pembagian yang berdasarkan sifat yang ada pada genera secara menyeluruh adalah pembagian yang dalam bahasa latin disebut fundamentum divisionis. Syarat ini menjamin agar pembagian itu dapat menghasilkan spesia yang langsung di bawah generanya, jika tidak demikian kita akan mendapatkan spesia yang tidak langsung, jadi ada spesianya yang dilewati.
2.             Setiap pembagian harus berlandaskan satu dasar saja. Pembagian yang berlandaskan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur (overlap, cross division, terselip tidak karuan).
Contoh : pembagian yang benar atas manusia, berdasarkan warna kulit maka akan dihasilkan spesia-spesia manusia berkulit putih, manusia berkulit hitam, manusia berkulit kuning, manusia berkulit merah.
3.             Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. Ini memang sulit karena tidak selamanya mengetahui keseluruhan spesia suatu genera. Hal ini sangat tergantung akan keluasan pengetahuan kita akan kelompok barang-barang.
Pembagian dikotomi. Suatu ketika, kita tidak bisa membagi dengan model di atas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-barang dan juga sering kita dapati pembagian tersebut tidak bisa kita laksanakan, maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lainm yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari suatu genera kepada spesia yang dicakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang dibedakan atas “ada” dan “tidak ada” kualitas tertentu.
Dikotomi dijadikan alat politis dan alat psikologis bagi meningkatkan derajat golongan sendiri dan merendahkan golongan-golongan lainnya. Tapi dalam lapangan ilmiah, dikotomi terpandang sistem pembagian yang lebih mengandung kepastian.[2]
Berikut adalajh contoh dari sistem dikotomi :








Dikotomi diambil dari bahasa Latin Dichotomia, artinya pembagian secara dua-dua, berpasangan, dalam bahasa Arab Sunaiyyah. Metode ini masih dianggap berguna sebagai suatu cara membuat klasifikasi. Apabila pembagian lebih lanjut tidak mungkin lagi maka kita kelompokkan dalam “kelompok aneka ragam” sebagai kelompok yang tidak diketahui.[3]
C.            Pengertian dan penjelasan dari Penggolongan
Pembagian menguraikan denotasi suatu genera, sedangkan dalam penggolongan mengatur barang-barang dalam kelompok spesia. Sehingga pembagian dan pengolongan mempunyai arah yang bertentangan. Pembagian bergerak dari atas ke bawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju kepada spesia. Penggolongan didasarkan atas persamaan atribut dan perbedaannya. Barang-barang yang mempunyai persamaan tertentu dikelompokkan kepada golongan yang sama dan barang-barang yang mempunyai ciri berbeda dengan kelompok pertama digolongkan kepada golongan yang lain pula.
Barang-barang seperti melati, besi, kenanga, mawar, timah, emas, cempaka, pacara sore, tembaga, dan platina. Melati, kenanga, mawar, cempaka, pacar sore mempunyai persamaan yang sangat menonjol sehingga dikelompokkan dalam kelompok “bunga”. Besi, timah, emas, tembaga dan platina tidak bisa di kelompokkan dalam golongan “bunga” tetapi barang itu semua mempunyai cirri yang sama sehingga digolongkan dalam kelompok “tembaga”.
Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan penggolongan buatan. Penggolongan alam adalah penggolongan yang di susun berdasarkan kecerdasan kita, seperti penggolongan “bunga” di atas. Sedangkan penggolongan buatan adalah penggolongan yang berdasarkan atas satu sifat. Dikatakan “buatan” karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh dari penggolongan buatan adalah penyusunan kata dalam kamus, penyusunan buku di perpustakaan, pengelompokan barang-barang di toko. Penggolongan ini bertujuan untuk mendapatkan kemudahan sejauh mungkin. Penggolongan alam maupun penggolongan buatan dinamakan juga klasifikasi dalam arti sempit.[4]



BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya, membagi-bagi menggolong-golongkan dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang menurut persamaan dan perbedaannya. Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam berhubungan dengan benda-benda itu. Pengelompokan ini sudah dilakukan dari masa ke masa, manusia primitif mengelompokkan binatang menjadi binatang berbisa dan binatang yang tidak berbisa, membedakan antara tumbuhan yang bisa dimakan dan tidak bisa dimakan. Klasifikasi terbagi menjadi dua macam yaitu pembagian dan penggolongan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembagian: (1) pembagian harus didasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh. Spesianya merupakan perubahan tertentu dari sifat persamaan itu. (2) setiap pembagian harus berlandaskan satu dasar saja. (3) pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang dicakup oleh suatu genera. pembagian dan pengolongan mempunyai arah yang bertentangan. Pembagian bergerak dari atas ke bawah, yakni dari genera kepada spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-individu menuju kepada spesia.
B.     Penutup
Demikian makalah ini kami susun, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi tulisan yang lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Mundirin. Logika. (Jakarta : Rajawali Press). 2000.
Salam, Burhanudin. Logika Formal (Filsafat Berfikir). (Jakarta: Bina Aksara). 1988.
Sou’yb, Joesoef. Logika Hukum Berpikir Tepat. (Jakarta : Pustaka Al Husna). 1983.



[1] Drs.H.Burhanudin Salam, Logika Formal (Filsafat Berfikir), (Jakarta: Bina Aksara), 1988, hal 50.
[2] Joesoef Sou’yb, Logika Hukujm Berpikir Tepat, (Jakarta : Pustaka Al Husna), 1983,hal. 39
[3] Dr. H. Mundirin, Logika, (Jakarta : Rajawali Press), 2000, hal. 49
[4] Dr. H. Mundirin, Logika, 2000, hal. 51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar